
Kamis, 23 Januari 2020
Mentari perlahan mulai meninggi, terik hangatnya menghapus sisa buliran embun pagi di dedaunan. Suara-suara jangkrik dan kodok berganti dengan merdunya kicauan burung. Beberapa tupai berloncatan dari pohon ke pohon yang lainnya. Para ayam mulai berdatangan ke depan halaman yang hendak mencari cacing-cacing yang bersembunyi di bawah tanah.
​
Langit biru membentang luas. Uraian kapas dilangit, tak terlihat kehadirannya. Cuaca yang begitu cerah dan hamparan padi, menghiasi setiap susunan kotakan sawah, tak lupa beberapa petani mulai giat dengan menteng bekal makan siang. Di sudut lain dari desa, para pelajar ramai-ramai menyusuri jalan. Ada yang berseragam putih biru dongker, putih abu-abu, putih hijau, juga putih merah berlalu lalu-lalang dijalanan. Juga para pemburu rezeki, sudah berjejer di pekarangan sekolah seakan menyambut anak-anak yang hendak menghampiri.
Setiap pagi, para ibu-ibu yang sibuk mengunjungi warung kecil milik Ceu Euis. Warung yang terletak ditengah perkampungan, menjajakan berbagai macam gorengan dan jenis-jenis asakan. Dengan Harga yang terjangkau, menjadikan alasan popularitas warung kecil ini meningkat.
​
Desa ku, terletak dikaki Gunung Cikurai. Salah satu gunung yang menjadi tujuan para anak pencinta alam untuk ditaklukan. Keramaiannya bukan tidak hanya dirasakan musim libur saja, melainkan dihari-hari biasa pun, para pendaki tak kalah banyaknya. Bukan hanya dari dalam kota, turis luar kota pun banyak melewati desa kami. Rute untuk mendaki Gunung Cikurai ini tidak hanya satu saja, melai bisa diambil dari arah Bayongbong. Dikarenakan rute disana masih dikatakan ilegal, sehingga para turis kebanyakannya melewati desa ku. Kali ini, entah sudah berapa kali mobil pik up lalu lalang mengantarkan rombongan pendaki.
​
Diwaktu aku kecil keeksistensian Gunung Cikurai belum seramai perbincangkan seperti saat ini. Jarang sekali ada orang yang mau mendaki Gunung Cikurai. Warga sekitar pun paling-paling ke gunung hanya untuk memetik teh, kopi atau menebang pohon. Aku pun biasa bermain ke gunung hanya saat hari minggu diwaktu liburan.
​
Desa ku kini tak seasrih waktu dulu, Para anak-anak biasa bermain dikebun-kebun dan sawah, bermain egrang di pekarangan rumah, atau bermain lompat tali di lapangan. Bahkan ketika aku kecil, sering sekali aku dan teman-temanku yang lain bertengkar karena memperebutkan lahan bermain. Tapi kini sudah berbeda, teknologi merubah semuanya. Anak-anak lebih senang bermain gadget dibandingkan bersenda gurau memainkan bp-bpan, atau lebih senang mengendarai motor dibandingkan menaiki sepeda. Terlalu banyak perbedaan.
​
Namun itu bukanlah hal yang perlu disalahkan bukan?!. Zaman terus maju, kehidupan terus berjalan. Kian hari desa ku kian berubah mengikuti zaman yang berkembang. Sejujurnya aku merindukan desa ku yang dulu, desa yang menjadi tempat ku berpetualang.

Gunung Cikurai. Sabtu (16/11/2019). Desa Dayeuhmanggung adalah desa yang berada di bawah kaki gunung Cikurai.

Huriyyatul Wardah
Penulis